Jakarta, Indonesia – Sebuah klaim sensasional sedang mengguncang jagat otomotif Indonesia: Chery Tiggo 8 CSH (Chery Super Hybrid) disebut-sebut mampu menembus angka efisiensi bahan bakar fantastis, 76 kilometer per liter! Angka ini, jika benar, bahkan bisa membuat beberapa motor matic irit pun minder. Benarkah ini revolusi, atau hanya sekadar klaim “angin surga” yang perlu kita teliti lebih jauh?
Klaim yang Membangkitkan Pro Kontra: 76 Km/Liter, Mungkinkah?
Mari kita akui, angka 76 km/liter untuk sebuah SUV bongsor seperti Tiggo 8 adalah sesuatu yang sulit dipercaya akal sehat jika kita hanya melihatnya dari kacamata mobil bensin konvensional. Biasanya, SUV sekelasnya mungkin hanya mampu mencapai 10-15 km/liter. Bahkan, rival hybrid seperti Innova Zenix Hybrid pun “hanya” di kisaran 15-20 km/liter.
Lalu, bagaimana Chery bisa mengklaim angka setinggi itu? Jawabannya ada pada teknologi di balik kode “CSH” tersebut: Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).

Membongkar Rahasia di Balik Angka Fantastis: Kekuatan PHEV!
Berbeda dengan hybrid biasa, PHEV seperti Tiggo 8 CSH punya baterai yang lebih besar dan bisa diisi ulang (di-charge) dari sumber listrik eksternal, layaknya mobil listrik murni. Dan inilah kuncinya!
Chery mengklaim Tiggo 8 CSH bisa melaju dalam mode listrik murni (EV) hingga 90 kilometer! Bayangkan, untuk rute harian seperti dari rumah ke kantor (pulang-pergi) yang mungkin hanya 30-50 km, Anda bisa sama sekali tidak menyentuh tetesan bensin!
Bagaimana angka 76 km/liter itu dihitung? Angka ini adalah hasil kombinasi cerdas dari penggunaan mode EV dan mode hybrid. Contoh sederhana: Jika Anda menempuh 100 km, dan 90 km di antaranya bisa ditutup dengan listrik murni (karena baterai terisi penuh), maka hanya sisa 10 km yang benar-benar membutuhkan bensin. Dengan konsumsi bensin yang sangat minimal untuk 10 km tersebut, jika dirata-ratakan untuk 100 km, angkanya akan melonjak sangat tinggi. Inilah yang membuat klaim tersebut muncul.
Fakta di Lapangan: Mitos atau Realitas Harian Anda?
Pertanyaannya sekarang: apakah angka 76 km/liter ini bisa Anda rasakan setiap hari? Di sinilah letak perdebatan antara klaim pabrikan dan real-world usage.
- Ya, Sangat Mungkin! Jika Anda disiplin mengisi daya baterai Tiggo 8 CSH setiap hari (misalnya di rumah saat malam hari) dan mayoritas perjalanan harian Anda tidak melebihi 90 km, maka sangat besar kemungkinan Anda akan merasakan efisiensi bahan bakar yang jauh di atas mobil bensin manapun, bahkan mendekati angka klaim tersebut. Pengeluaran bensin Anda akan sangat minim, atau bahkan nol untuk beberapa hari.
- Tapi, Perlu Catatan! Jika Anda sering lupa mengisi daya, atau melakukan perjalanan jarak jauh yang melebihi kapasitas mode EV murni (lebih dari 90 km), maka mesin bensin akan lebih sering bekerja. Dalam skenario ini, efisiensi bahan bakar tentu akan menurun drastis dan mungkin tidak mencapai 76 km/liter. Konsumsinya akan lebih mirip dengan mobil hybrid pada umumnya.
Indonesia Siap Sambut Revolusi PHEV?
Klaim Chery Tiggo 8 CSH ini bukan sekadar angka, melainkan provokasi yang memaksa kita melihat masa depan otomotif. Dengan harga bahan bakar yang terus melambung, efisiensi menjadi kunci. Chery, dengan klaim ini, seolah menawarkan solusi nyata bagi kekhawatiran biaya operasional.
Jadi, apakah Chery Tiggo 8 CSH benar-benar mobil “paling irit sedunia”? Mungkin belum ada data komparatif independen global yang mutlak untuk mengklaim itu. Namun, yang pasti, klaim 76 km/liter ini adalah game-changer di segmen SUV Indonesia, dan memaksa merek lain untuk berinovasi lebih gencar. Ini adalah tantangan bagi dominasi bensin dan hybrid konvensional.
Akankah klaim ini terbukti di tangan konsumen Indonesia, ataukah hanya akan menjadi angka di atas kertas? Waktu dan performa di jalanan yang akan menjawabnya. Satu hal yang jelas: persaingan otomotif di Indonesia makin panas, dan konsumenlah yang akan diuntungkan dengan pilihan yang lebih efisien dan modern.
DMD